By GHAZANFAR ALI KHAN | ARAB NEWS
Published: Sep 26, 2011 22:00 Updated: Sep 26, 2011 22:00
RIYADH: Strained Saudi-Indonesian relations will not affect the ambitious Haj plan of the Indonesian government, which is preparing to send 211,000 pilgrims this year, said an Indonesian Embassy official in Riyadh on Monday.
Ties between the two countries have been affected by abuse cases victimizing Indonesian housemaids and a demand from Jakarta to implement tighter regulations when recruiting laborers from the country.
Hendrar Pramutyo, a citizen protection official at the Indonesian Embassy, said the Saudi side was extending "all support to the Indonesian government and pilgrims."
Pramutyo, who spoke about ongoing bilateral negotiations on labor issues with special reference to Haj, said: "The two countries were discussing a range of issues to boost cooperation in the manpower sector."
He said some progress had been made especially after the visit of a presidential task force to Saudi Arabia recently. “But, we are working to set up a mechanism in which full protection to our workers can be guaranteed," he added.
Jakarta is also under pressure to hold fruitful negotiations with Riyadh in order to resume the recruitment of women workers after reports that Indonesia would lose about SR1.3 billion annually because of the moratorium on labor exports to the Kingdom that became effective from Aug. 1 this year, said a report published in Indonesian English daily The Jakarta Post recently.
The potential losses each year are expected to amount to around 5 percent of the total amount remitted by Indonesian expats, it said.
Referring to the negotiations between Indonesia and Saudi Arabia, Pramutyo said "there was no breakthrough as yet, but we have not given up hope."
He also pointed out that the Indonesian diplomatic missions in Riyadh and Jeddah had been trying to save around 40 Indonesian workers, mainly housemaids, who are on death row in Saudi Arabia.
"We are closely working with Saudi government agencies on the death row cases," said Pramutyo, while also referring to two maids who were pardoned and successfully repatriated.
He said that Garuda Indonesia and Saudi Arabian Airlines would carry Indonesian pilgrims this year. National flag carrier Garuda will operate 14 wide-bodied aircraft to fly pilgrims from Oct. 2, it said in a press statement. The number of Indonesian pilgrims allowed by the Saudi government is reportedly 211,000.
Since last year, the Indonesian government offered private airlines to transport pilgrims. However, Lion Air and Batavia Air, which wanted to bid for the tender this year, could not fulfill the government’s stringent requirements.
http://arabnews.com/saudiarabia/article507356.ece
Google translate:
'Tegang Saudi-Indonesia tidak akan mempengaruhi hubungan haji rencana'
Dengan Ghazanfar ALI KHAN | ARAB BERITA
Diterbitkan di: Sep 26, 2011 22:00 Updated: Sep 26, 2011 22:00
RIYADH: Hubungan tegang Saudi -Indonesia tidak akan mempengaruhi rencana haji ambisius dari pemerintah Indonesia, yang sedang mempersiapkan untuk mengirimkan 211.000 jamaah haji tahun ini, kata seorang pejabat Kedutaan Besar Indonesia di Riyadh pada hari Senin.
Hubungan antara kedua negara telah terpengaruh oleh kasus-kasus pelecehan tumbal pembantu rumah tangga Indonesia dan permintaan dari Jakarta untuk menerapkan peraturan yang lebih ketat ketika merekrut buruh dari negara itu.
Hendrar Pramutyo, perlindungan warga negara resmi di Kedutaan Besar Indonesia, mengatakan pihak Saudi memperluas "mendukung semua kepada pemerintah Indonesia dan peziarah."
Pramutyo, yang berbicara tentang negosiasi bilateral yang sedang berlangsung mengenai hal ketenagakerjaan dengan referensi khusus untuk haji, berkata: "Kedua negara sedang membahas berbagai isu untuk meningkatkan kerjasama di bidang ketenagakerjaan."
Dia mengatakan beberapa kemajuan telah dibuat terutama setelah kunjungan satuan tugas presiden ke Arab Saudi baru-baru ini. "Tapi, kami bekerja untuk membuat sebuah mekanisme di mana perlindungan penuh untuk pekerja kita dapat dijamin," tambahnya.
Jakarta juga di bawah tekanan untuk mengadakan perundingan berbuah dengan Riyadh untuk melanjutkan perekrutan pekerja perempuan setelah laporan bahwa Indonesia akan kehilangan sekitar SR1.3 miliar per tahun karena moratorium ekspor tenaga kerja untuk Kerajaan yang menjadi efektif dari 1 Agustus ini tahun, kata sebuah laporan yang diterbitkan dalam bahasa Indonesia bahasa Inggris harian The Jakarta Post baru-baru ini.
Potensi kerugian setiap tahun diharapkan berjumlah sekitar 5 persen dari jumlah total dikirim oleh ekspatriat Indonesia, katanya.
Mengacu pada negosiasi antara Indonesia dan Arab Saudi, Pramutyo mengatakan "tidak ada terobosan ada belum, tapi kami belum menyerah."
Dia juga menunjukkan bahwa misi diplomatik Indonesia di Riyadh dan Jeddah telah mencoba untuk menyelamatkan sekitar 40 pekerja Indonesia, terutama pembantu rumah tangga, yang berada pada hukuman mati di Arab Saudi.
"Kami bekerja erat dengan lembaga pemerintah Saudi pada kasus kematian baris," kata Pramutyo, sementara juga mengacu pada dua pembantu yang diampuni dan berhasil dipulangkan.
Dia mengatakan bahwa Garuda Indonesia dan Saudi Arabian Airlines akan membawa jamaah haji Indonesia tahun ini. Nasional flag carrier Garuda akan mengoperasikan 14 pesawat berbadan lebar untuk terbang jamaah dari 2 Oktober, ia mengatakan dalam sebuah pernyataan pers. Jumlah jamaah haji Indonesia diperbolehkan oleh pemerintah Saudi dilaporkan 211.000.
Sejak tahun lalu, pemerintah Indonesia menawarkan penerbangan swasta untuk mengangkut jemaah. Namun, Lion Air dan Batavia Air, yang ingin tawaran untuk tender tahun ini, tidak dapat memenuhi persyaratan ketat pemerintah.
http://arabnews.com/saudiarabia/article507356.ece
Tidak ada komentar:
Posting Komentar